Bermain bagi anak-anak, sama pentingnya
dengan bekerja bagi orang dewasa. Ketika bermain, orang dewasa, terlebih
anak-anak, akan mendapatkan pengalaman dari proses bermainnya tersebut.
Pengalaman yang diperolehnya kelak akan menambah dan mengembangkan
pengetahuannya. Bukankah hal tersebut sesuai dengan pepatah "pengalaman
adalah guru yang terbaik?". Para pakar perkembangan anak menemukan 5 bukti
ilmiah dari manfaat bermain, di antaranya: berperilaku lebih baik, mampu
bekerja dalam tim dan berempati, banyak bergerak dan aktif, meningkatkan
kemampuan belajar, dan membuat gembira. Bermain merupakan pengalaman belajar
yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam
membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan
perasaan - perasaan tertekan, dll ( Mayke s. Tedjasaputra )
Melalui beberapa kali pengamatan yang dilakukan oleh
penulis terhadap suatu pembelajaran yang dilakukan oleh para guru terhadap para
peserta didiknya, pembelajaran yang dilakukan terkesan menekan, kurang
variatif, kurang menyenangkan, dan sangat membosankan, hal itu disebabkan
karena pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas bersifat satu arah, yaitu guru yang mendominasi dalam suatu
pembelajaran tersebut, peserta didik tidak diberi kesempatan untuk mengexplore
pengetahuan yang dimilikinya, dan juga suasana ruangan kelas yang itu-itu saja,
sehingga siswa cenderung cepat merasa jenuh. Maka dari itu sekali-kali seorang
guru harus merefresh para peserta didiknya agar kejenuhan-kejenuhan yang mereka
rasakan di dalam kelas bisa terobati dengan cara bermain sambil belajar,
tentunya hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan butuh suatu proses
untuk menerapkan metode bermain sambil belajar ini pada peserta didik kita.
Di dalam menerapakan suatu permainan hendaknya kita
sebagai seorang guru harus mampu mengkaitkan antara permainan dengan materi
pelajaran yang akan kita terapkan pada peserta didik, contohnya : permainan
congklak kita bisa mengkaitkan permainan ini dengan materi pelajaran
Matematika, permaianan sandal grapyak kita bisa mengkaitkan pada materi
pelajaran Pkn tentang pentingnya kerjasama dan persatuan, permainan pasaran (penjual
dan pembeli) kita bisa mengkaitkan dengan materi pelajaran Ips tentang pasar,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Melalui bermain anak didik diharapkan mampu membangun
kepercayaan diri , tanggung jawab, saling kerjasama, dan mengasah otak kiri untuk
perfikir cepat, contohnya dalam permainan sandal grapyak ( orang jawa )
permaianan ini biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih, dalam permainan
ini mengajarkan peserta didik untuk mampu mengatur strategi berjalan dan juga
kekompakan kerjasama, serta mengajarkan peserta didik bahwasanya untuk mencapai
sebuah kesuksesan kita perlu memperjuangkannya. Diharapkan nantinya
permainan-permainan tradisional tersebut bisa dimasukkan dalam ekstrakulikuler
disekolah-sekolah, karena permainan tradisional kini sudah ditinggalkan,
anak-anak lebih suka bermain video game, playstation, game online, dll, apalagi
dijaman yang modern seperti sekarang ini setiap anak pasti sudah mahir
memainkan video game, bahkan anak sekolah dasar pun sudah mahir memainkannya
karena game-game tersebut sudah ada disetiap handphone.
Dengan permainan tradisional mari kita tingkatkan
minat belajar peserta didik dan kita juga bisa memperkenalkan
permainan-permainan tradisional kepada peserta didik kita agar permainan
tradsional ini nantinya tidak hilang di telan oleh pesatnya perkembangan
teknologi digital yang sekarang saat ini sudah merambah ke desa-desa bahkan
kepelosok desa terpencil sekalipun..