/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Monday, January 27, 2014

Kembangkan Permainan Tradisional Dalam Pembelajaran



Bermain bagi anak-anak, sama pentingnya dengan bekerja bagi orang dewasa. Ketika bermain, orang dewasa, terlebih anak-anak, akan mendapatkan pengalaman dari proses bermainnya tersebut. Pengalaman yang diperolehnya kelak akan menambah dan mengembangkan pengetahuannya. Bukankah hal tersebut sesuai dengan pepatah "pengalaman adalah guru yang terbaik?". Para pakar perkembangan anak menemukan 5 bukti ilmiah dari manfaat bermain, di antaranya: berperilaku lebih baik, mampu bekerja dalam tim dan berempati, banyak bergerak dan aktif, meningkatkan kemampuan belajar, dan membuat gembira. Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan - perasaan tertekan, dll ( Mayke s. Tedjasaputra )
Melalui beberapa kali pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap suatu pembelajaran yang dilakukan oleh para guru terhadap para peserta didiknya, pembelajaran yang dilakukan terkesan menekan, kurang variatif, kurang menyenangkan, dan sangat membosankan, hal itu disebabkan karena  pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas bersifat satu arah, yaitu guru yang mendominasi dalam suatu pembelajaran tersebut, peserta didik tidak diberi kesempatan untuk mengexplore pengetahuan yang dimilikinya, dan juga suasana ruangan kelas yang itu-itu saja, sehingga siswa cenderung cepat merasa jenuh. Maka dari itu sekali-kali seorang guru harus merefresh para peserta didiknya agar kejenuhan-kejenuhan yang mereka rasakan di dalam kelas bisa terobati dengan cara bermain sambil belajar, tentunya hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan butuh suatu proses untuk menerapkan metode bermain sambil belajar ini pada peserta didik kita.
Di dalam menerapakan suatu permainan hendaknya kita sebagai seorang guru harus mampu mengkaitkan antara permainan dengan materi pelajaran yang akan kita terapkan pada peserta didik, contohnya : permainan congklak kita bisa mengkaitkan permainan ini dengan materi pelajaran Matematika, permaianan sandal grapyak kita bisa mengkaitkan pada materi pelajaran Pkn tentang pentingnya kerjasama dan persatuan, permainan pasaran (penjual dan pembeli) kita bisa mengkaitkan dengan materi pelajaran Ips tentang pasar, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Melalui bermain anak didik diharapkan mampu membangun kepercayaan diri , tanggung jawab, saling kerjasama, dan mengasah otak kiri untuk perfikir cepat, contohnya dalam permainan sandal grapyak ( orang jawa ) permaianan ini biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih, dalam permainan ini mengajarkan peserta didik untuk mampu mengatur strategi berjalan dan juga kekompakan kerjasama, serta mengajarkan peserta didik bahwasanya untuk mencapai sebuah kesuksesan kita perlu memperjuangkannya. Diharapkan nantinya permainan-permainan tradisional tersebut bisa dimasukkan dalam ekstrakulikuler disekolah-sekolah, karena permainan tradisional kini sudah ditinggalkan, anak-anak lebih suka bermain video game, playstation, game online, dll, apalagi dijaman yang modern seperti sekarang ini setiap anak pasti sudah mahir memainkan video game, bahkan anak sekolah dasar pun sudah mahir memainkannya karena game-game tersebut sudah ada disetiap handphone.
Dengan permainan tradisional mari kita tingkatkan minat belajar peserta didik dan kita juga bisa memperkenalkan permainan-permainan tradisional kepada peserta didik kita agar permainan tradsional ini nantinya tidak hilang di telan oleh pesatnya perkembangan teknologi digital yang sekarang saat ini sudah merambah ke desa-desa bahkan kepelosok desa terpencil sekalipun..